Dalam rangka Tasyakuran Pantai Kembar Terpadu, Konser Wayang Milenial Indonesia yang di mandegani oleh dalang Nasional dan Internasional K.R.A.T.Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM akan hadir untuk ikut serta memeriahkan acara puncak tradisi masyarakat Jawa tersebut dengan menyajikan pagelaran seni budaya wayang kulit.

Pagelaran seni budaya wayang kulit di acara Tasyakuran tersebut akan mempersembahkan lakon: Anggodo Krido, dan akan di gelar pada hari Sabtu (Malam Minggu), tanggal 10 Mei 2025, mulai pukul 20.00 WIB s/d selesai. Bertempat di Pantai Kembar Terpadu, Desa Tambak Mulyo, Kecamatan Puring, Kebumen, Jawa Tengah.
K.R.A.T.Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM. dalang Duta Budaya Internasional ( Eropa, Jepang, Amerika, Australia, Vatikan, Roma, Italia) dalam aksinya di acara tasyakuran ini nantinya akan tampil dengan kemasan yang kreatif. Memadukan sebuah alur cerita yang klasik dengan aneka sentuhan visual modern, multimedia serta musik gamelan yang akan dikombinasikan dengan tehnologi pencahayaan modern.

Nah..dengan konsep yang di lakukan oleh dalang pemecah rekor MURI 2024 ini akhirnya dapat membuat seni budaya wayang kulit asli Nuswantoro kini dapat menggaung sampai ke belahan dunia Internasional. Wow sungguh luar biasa ya guys….
“Wayang adalah Kebanggaaanku. Wayang adalah jagadku dan Hidup Wayang Indonesia.” Kata K.R.A.T.Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM. dalang yang berjuluk “Dalang Salto Sewengi Ping Seked” ini bangga.

Inilah sekilas Jaya Anggodo yang nantinya akan menjadi pemeran utama dalam lakon: Anggodo Krido yang akan di sajikan oleh tokoh dalang Nasional dan Internasional K.R.A.T.Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM. untuk menghibur masyarakat penggezmar dan pecinta seni budaya wayang kulit di Kebumen dan sekitarnya.
Anggodo merupakan salah satu tokoh wayang yang berwujud kera yang memiliki ciri khas berbulu merah. Anggodo adalah putra tunggal Resi Subali, raja kera dari kerajaan Guwakiskenda, sementara ibunya adalah seorang bidadari bernama Dewi Tara. Anggoda juga acap di sebut Subaliputra atau Subalisuta. Saat masih kecil, ayahnya tewas kena panahnya Ramawijaya pada saat sedang berkelahi melawan Sugriwa, yang merupakan adiknya sendiri.

Konon berkelaian adik kakak tersebut di sebabkan dengan adanya saling memperebutkan Dewi Tara serta untuk memperebutkan keberadaan kekuasaan Guwakiskenda. Nah…setelah ayahnya meninggal ibunya menikah dengan Sugriwa, pamannya sendiri. Anggodo kemudian di asuh dan dibesarkan oleh Sugriwa dengan penuh kasih sayang.
Sementara dalam dunia pewayangan cerita Ramayana, Anggodo dikisahkan ikut serta berperang yang posisinya berada di bawah naungan Prabu Ramawijaya raja Kerajaan Ayodya. Kala itu peperangan sedang terjadi melawan Kerajaan Alengka yang di pimpin oleh Prabu Rahwana. Kendati Anggodo usianya masih muda, tetapi oleh Prabu Sugriwa, pamannya sendiri, Anggodo dipercaya untuk menjadi salah satu senopati bala tentara kera dari Guwakiskenda yang diperbantukan kepada Prabu Ramawijaya. Oleh Karena itu pada saat Prabu Ramawijaya merasa sudah cukup kuat untuk menyerang Kerajaan Alengka, Prabu Ramawijaya mengutus Anggodo untuk bertemu dengan Prabu Dasamuka. Tugas Anggodo kala itu sebagai duta Prabu Ramawijaya untuk menilai hal kekuatan Kerajaan Alengka.

Dengan mandat yang sudah diperoleh dari Prabu Ramawijaya itu, segera Anggodo mengajukan pilihan kepada Raja Alengka: Pertama: apakah bersedia membebaskan Dewi Sinta secara baik-baik, atau tetap berkeras hati tetap mempertahankan Dewi Sinta. Andai Prabu Dasamuka tetap mempertahankan Dewi Sinta, bderarti akan pecah perang yang sangat dasyat. Prabu Dasamuka bukannya menanggapi pilihan yang di ajukan oleh Anggodo tersebut, akan tetapi malah menginagatkan bahwa sesungguhnya Anggodo adalah masih keponakannnya. Sebab, Dewi Tara ibu Anggodo adalah adik dari Dewi Tari, istri darim Prabu Dasamuka. Prabu Dasamuka juga memberi ingatan kepada Anggodo, bahwa ayahnya, yakni Resi Subali adalah guru Prabu Dasamuka. Dengan demikian Prabu Dasamuka berarti adalah murid ayahnya sendiri. Lagi pula Resi Subali kala itu tewas lantaran terkena panah Prabu Ramawijaya yang bersekutu dengan Sugriwa.

Nah…nampaknya Prabu Dasamuka telah berhasil mmpengarui akal pikiran Anggodo. Bahkan kala itu Prabu Dasamuka juga memberi hidangan bebagai macam minuman yang memabukkan Anggodo. Oleh karena itu Anggodo segera kembali ke markas tentara perang Prabu Ramawijaya di Suwelagiri dengan dada yang penuh dengan rasa dendam. Sesampai di Suwelagiri, Anggodo mengamuk serta berteriak teriak dengan mengeluarkan ancaman. Mendengar kegaduan di perkemahan tersebut, tak lama kemudian Prabu Sugriwa, Prabu Ramawijaya, Anoman segera Sja meringkus Anggodo.

Prabu Sugriwa memberikan penjelasan kepada keponakannya, Anggodo bahwa kala itu Prabu Ramawijaya membunuh Resi Subali lantaran karena beliau mengemban tugas dari dari para dewa. Oleh para dewa Resi Subali dipersalahkan lantaran telah memberikan pelajaran ilmu Aji Pancasona kepada Prabu Dasamuka. Padahal Prabu Dasamuka adalah seorang raja yang memiliki hati jahat dan bertindak angkara murka. Usaha Prabu Sugriwa untuk menyadarkan kembali keponakannya, Anggodo akhirnya berhasil dengan baik. Anggodo akhirnya sadar dan insaf bahwa ia sudah terhasut oleh Prabu Dasamuka.

Nah….tentu saja cerita seni budaya wayang kulit yang akan di sajikan oleh dalang Nasional dan Internasional K.R.A.T.Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM. nantinya pasti akan banyak di banjiri oleh para masyarakat pecinta dan penggemar seni budaya wayang kulit. Mari lurr…kita hadir bersama…bagi yang belum sempat untuk hadir secara langsung ke lokasi….tidaklah perlu khawatir…sebab wayangan di acara tasyakuran Pantai Kembar Terpadu ini juga akan di siarkan secara live oleh Channel Youtube Andika Multimedia New dan gatot Jatayu New. Nah…selamat menyaksikan…