Dalang Duta Budaya Internasional Meriahkan Hari Museum Internasional Dengan Mbabar Lakon: Ramayana Story.

Dalang Duta Budaya Internasional Meriahkan Hari Museum Internasional Dengan Mbabar Lakon: Ramayana Story.

Tokoh dalang Nasional dan Internasional K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, yang merupakan sosok dalang duta budaya Internasional ini, hari Sabtu, 24 Mei 2025, akan ikut mnyemarakkan Hari Museum Internasional dengan menggelar pagelaran seni budaya wayang kulit.

Dalang Duta Budaya Internasional K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM.

Pagelran seni budaya wayang kulit asli warisan para leluhur bangsa Nuswantoro ini nantinya akan di bawakan langsung oleh K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, dalang yang belum lama ini telah menerima penghargaan dari Tahta Suci Vatikan dan Persatuan Biarawan/Wati Dunia dengan menampilkan lakon: Ramayana Story, mulai pukul 20.00 WIB s/d selesai, dan bertempat di Museum Wayang, Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta.

K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, Menerima Penghargaan dari Konsulat Jendral San Fransisco USA.

Dalam setiap kiprahnya di blantika ringgit wacucal, K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, sosok dalang  peraih penghargaan prestisius Datuk Manggala Sastra Diraja tersebut akan selalu tampil dengan menungkan sebuah kemasan yang sangat kreatif. Dengan kunci menyelaraskan alur cerita yang di di padukan dengan berbagai sentuhan visual modern, multimedia serta musik gamelan yang dikombinasikan dengan tehnologi pencahayaan yang modern.

“Wayang merupakan kebanggaanku.Wayang adalah Jagadku dan hidup Wayang Indonesia,” kata K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, dalang berjuluk “Dalang Salto Sewengi Ping Seked” ini mantab.

“Sang Dalang Salto”dan Para Penggemarnya.

Pada tanggal 18 Mei 2025 lalu, adalah peringatan Hari Museum Internasional. Sebuah peringatan momen yang memiliki arah tujuan untuk kesadaran kita, bahwa betapa pentingnya fungsi dan peran sebuah museum yang merupakan sebagai salah satu sarana untuk mengakses ilmu pengetahuan.

Keberadaan sebuah museum tidaklah hanya sebatas sebagai sarana untuk mengumpulkan benda benda yang bernilai sejarah, akan tetapi juga memiliki peran sebagai ruang untuk pembelajaran serta refleksi atas sejarah peradapan manusia.

“Sang Dalang Salto” Bersama Penari Prawiroyudho.

Peringatan hari Museum Internasional tersebut mendorong para masyarakat untuk dapat mengenali serta menghargai peninggalan warisan ilmu pengetahuan, budaya, dan seni yang di wariskan oleh para leluhur kita dahulu.

Nah…untuk mnyemarakkan Hari Museum Internasional tersebut nanti di Museum Wayang, Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta  akan diselenggarakan pagelaran seni budaya wayang kulit yang akan di laksanakan oleh K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, dalang pemecah rekor MURI 2024 ini dengan rasa penuh semangat yang tinggi.

“Sang Dalang Salto” Bersama Penggemarnya dari Masyarakat Internasional.

 Sekilas Ramayana Story:

Kala itu di sebuah negeri bernama Mantili, terlihat Dewi Shinta, seorang gadis cantik jelita, putri dari Prabu Janaka sedang menghadapi sebuah sayembara untuk dapat menemukan sosok suami yang cocok. Raden Rama Wijaya, seorang putra mahkota dari Kerajaan Ayodya yang jadi pemenang dalam sayembara tersebut.

Namunnn….Rahwana, seorang raja dari kerajaan Alengka nampaknya juga sangat berkeinginan untuk memiliki Dewi Sinta. Untuk memenuhi keinginannya tersebut, pada saat Rama Wijaya, Dewi Shinta dan Lesmana yang kala itu sedang melewati alas Dandaka, raja Alengka si Rahwana berusaha sekuat tenaga untuk merebut dan menculik Dewi Shinta dengan cara yang licik, yakni dengan mengelebui menggunakan seekor kijang.

“Sang Dalang Salto” Sedang Santai di Negeri Kangguru Setelah Pentas.

Melihat ada seekor kijang, Dewi Shinta menyuruh Rama Wijaya  untuk mengejar dan menangkapnya, sementara Lesmana bertugas untuk menjaga Dewi Shinta dengan menggunakan lingkaran berkekuatan magis. Melihat hal tersenut, Rahwana lantas menyamar sebagai seorang brahmana tua, dan berhasil memperdaya Dewi Shinta dan segera membawanya ke Negeri Alengka.

Khabar pencilikan Dewi Shinta oleh Prabu Rahwana tersebut nampaknya cepat sekali tersebar ke berbagai penjuru Negeri. Dengan sigap Raden Anoman segera mendatangi Negeri Alengka sebagai utusan Rama Wijaya.

“Sang Dalang Salto” Bersama Penggemarnya Saat Pentas di Roma, Italia.

Setelah sampai di Negeri Alengka, Anoman di bakar hidup-hidup oleh Rahwana, akan tetapi  Raden Anoman berhasil melarikan diri. Raden Anoman kemudian langsung kembali dan menghadap kepada Rama Wijaya. Raden Anoman kemudian menceritakan seluruh kejadian kepada Rama Wijaya. Mendengar laporan Raden Anoman, segera saja Rama Wijaya langsung pergi ke Negeri Alengka, dan bertempur dengan gigihnya untuk mengalahkan Rahwana.

Rama Wijaya akhirnya berhasil memenangkan pertempuran tersebut dan juga dapat menyelamatkan Dewi Shinta. Akan tetapi tatkala keduanya sudah bersatu kembali, Rama Wijaya dengan tegas menolak Dewi Shinta, sebab Rama Wijaya meragukan akan kesucian Dewi Shinta selama berada di Negeri Alengka.

Aksi Para Waranggono yang Banyak Membuat Para Penontonnya Kagum.

Untuk menunjukkan kalau dirinya masih suci, kemudian Dewi Shinta melakukan bakar diri, berkat pertolongan Dewa Api, Dewi Shinta selamat. Nah…melihat hal tersebut, akhirnya Rama Wijaya sangat terharu dan bahagia sekali akan kesetiaan Dewi Shinta, dan kemudian ia menerima kembali Dewi Shinta sebagai istrinya.

Penonton yang menyaksikan kiprah “Sang Dalang Salto” Selalu Membludag di manapun Berada.

Sebuah cerita pewayangan yang sangat menarik untuk kita simak dan saksikan secara langsung bersama. Nah…bagi yang belum bisa hadir untuk datang langsung ke lokasi pagelaran….tidak usah khawatir ya…sebab pagelaran seni budaya wayang kulit yang akan di bawakan langsung oleh dalang milenial K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, ini nanti juga akan disiarkan langsung melalui Channel Youtube Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu New. Selamat menyaksikan….