“Sang Dalang Salto” Akan Mbabar Lakon: Durgo Ruwat di Acara Penutupan Ruwatan Massal.

“Sang Dalang Salto” Akan Mbabar Lakon: Durgo Ruwat di Acara Penutupan Ruwatan Massal.

Dalam rangka penutupan program acara ruwatan massal yang di selenggarakan oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) DKI Jakarta, tanggal 17 Mei 2025, akan di gelar pertunjukkan seni budaya wayang kulit dengan menampilkan lakon: Durgo Ruwat.

K.R.A.T.Ki.H.Gunrto Gunotalijendro.SH.MM.

Pagelaran seni budaya wayang kulit di acara penutupan ruwatan massal tersebut nantinya akan di bawakan oleh dalang Duta Budaya Internasional K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, yang di kenal dengan julukan  “Sang Dalang Salto”.  Acara akan di mulai pada pukul 21.00 – 3.30 WIB,  bertemapat di Alun-alun Marakash Square, Bekasi, Jawa Barat.

“Sang Dalang Salto” Bersama Gusti Benowo, Rayi Sinuhun Pakoe Buwono ke XIII.

Dalang milenial pemecah rekor MURI 2024, K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, yang belum lama ini juga telah meraih penghargaan dari Tahta Suci Vatikan dan Persatuan Biarawan/Wati  Dunia, dalam setiap kiprahnya di panggung pagelaran wayang kulit akan selalu tampil dengan menuangkan kemasan yang kreatif. Menyelaraskan alur cerita yang clasik dipadukan dengan aneka sentuhan visual modern, multimedia serta musik gamelan yang dikombinasikan dengan tehnologi pencahayaan modern. Sungguh luar biasa…

“Sang Dalang salto” bersama Pesinden dari Hongaria.

“Wayang adalah kebanggaanku.Wayang adalah jagadku dan hidup wayang Indonesia,” kata K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, dalang peraih penghargaan prestisius “Datuk Manggala Budaya Sastra Diraja” ini semangat.

Sekilas lakon: Durgo Ruwat: Batara Guru dan Batari Uma yang sedang melanglang buana, tiba tiba busana yang dikenakan Batari Uma tersingkap lantaran angin yang kencang, dampaknya membuat hasrat birahi Batara Guru muncul. Akan tetapi keinginan Batara Guru langsung ditolak oleh Batari Uma, lantaran di tolak keinginannya akhirnya Batara Guru mengutuk menjadi raseksi dan berubah nama menjadi Batari Durgo. Kala itu Batari Durgo tinggal di hutan Setragandamayit, yang memiliki kekuasaan kepada bangsa Jin, setan dan sebagainya. Nah…untuk mengembalikan kepada jati dirinya yang asli, Batari Durga harus di ruwat oleh putra Pandawa bernama Raden Sadewa.

K.R.A.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, saat bersama Penggemarnya dari Negara Internasional.

Kala itu di negeri Astina, sedang kedatangan dua orang berwujud raksasa, bernama Kolomjaya dan Kalantaka yang menawarkan diri siap untuk membantu menumpas dan melenyapkan Pandawa. Pada saat mereka sedang berada di perjalannan…tiba-tiba mereka di hadang oleh Raden Gathotkaca dan para putra Pandawa, sehingga terjadilah pertempuran yang sengit.

Nampak para pandawa sedang bersedih hati, di hadapan Prabu Kresna para pandawa membicarakan soal ibundanya Dewi Kunti yang sedang mengalami sakit dan hingga kini belum diketemukan cara untuk menyembuhkannya. Sementara Raden Sadewa yang di utus untuk menghadap Resi Abiyasa,hingga kini belum muncul kembali. Tak lama kemudian tiba-tiba munculah Raden Sadewa yang menyampaiakan sabda dari Resi Abiyasa.

Para Waranggono yang Banyak Membuat Para Penontonnya Kagum

Mendengar sabda dari Resi Abiyasa yang disampaikan oleh Raden Sadewa tersebut, Prabu Kresna segera mengusulkan supaya para Pandawa segera mengucapkan nadar (sumpah atau janji) yang di tujukan kepada Dewi Kunti yang kemudian mengikuti Raden Sadewa meninggalkan Amarta. Bersamaan dengan hal tersebut datanglah musuh yang bertujuan ingin melenyapkan Pandawa, akhirnya terjadilah pertempuran yang sengit, dalam peristiwa tersebut Raden Werkudara dapat di telan oleh raksasa yang menyerangnya.

Ibunda para pandawa, Dewi Kunti yang sedang sakit jiwanya pergi bersama Raden Sadewa menuju ketengah  hutan. Dewi Kunti tiba-tiba kerasukan roh Jin Kalika utusan Batari Durgo yang menyampaikan rasa asmaranya kepada Raden Sadewa.

“Sang Dalang Salto” bersama para Penggemarnya saat Pentas di Australia

Batari Durgo mendatangi mereka dan meminta  agar supaya Raden Sadewa mau meruwat dirinya agar supaya dirinya bisa  kembali ke wujud aslinya yang cantk jelita. Akan tetapi Raden Sadrwa menolak permintaan Batari Durgo, mendengar permintaannya di tolak, maka murkalah Batari Durga. Bertepatan dengan hal itu, tiba-tiba Batara Guru memasuki raga Raden Sadewa sehingga Batari Durgo menjadi lemas lunglai serta berpasrah diri. Maka Batari Durga segera di ruwatlah oleh Raden Sadewa. Lantaran keberhasilannya meruwat Batari Durgo, maka Tatara Guru memberikan hadiah atau anugerah sebuah nama sebutan untuk Raden Sadewa, yakni Raden Sudamala serta mendapatkan jodoh seorang putri dari pertapaan Prang Alas bernama Dewi Endang Soka, putri dari begawan Tamba Petra. Sementara setelah Batari Durga berhasil di ruwat oleh Raden Sadewa, akhirnya Batari Durgo dan  Bartara Guru ssegera kembali ke khayangan.

“Sang Dalang salto” Ayik Bersama dengan Para Penggemar Beratnya.

Sementara itu nampak Prabu Kresna dan Prabu Puntadewa yang sedang berusaha mencari keberadaan Dewi Kunti dan Raden Sadewa, tanpa di sangka mereka dihadang serta diserang oleh dua raksasa Kalanjaya dan Kalantaka. Terjadilah perang tanding yang sangat seru dan dasyat, tapi pada akhirnya kedua raksasa tersebut tiba tiba merubah wujudnya menjadi Batara Citragada dan Citrasena.

Penonton Selalu Membludag Saat “Sang Dalang Salto” Beraksi di Manapun Berada

Wow…sebuah kisah dunia pakeliran yang sangat menarik untuk kita simak dan saksikan bersama ya guys….nah bagi para penggemar dan pecinta seni budaya wayang kulit…silahkan untuk hadir secara langsung ke lokasi yang sudah di tentukan. Tetapi bila masih ada yang belum berkesempatan untuk hadir ke lokasi secara langsung…Anda semua tidak ausah khawatir, sebab pagelaran wayang kulit ini akan disiarkab secara langsung melalui Channel Youtube: Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu New. Nah selmat menyaksikan….Salam budaya.