Wayang Milenial Jakarta akan kembali memberikan hiburan yang segar kepada masyarakat pecinta dunia wayang kulit di kawasan Kebumen, Jawa Tengah, dengan menampilkan lakon: Ponsonyo Wrekasaning Bumi. Pagelaran seni budaya wayang kulit ini nantinya akan di bawakan langsung oleh K.R.T.Ki.H Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, atau yang dikenal dengan julukan “Sang Dalang Salto”.
Pagelaran seni budaya wayang kulit, yang memiliki kandungan tontonan yang penuh dengan tuntutnan ini akan di gelar pada Hari Sabtu (Malam Minggu), 13 Juli 2024, mulai pukul: 20.00 WIB-selesai, bertempat di Sidomulyo RT.02/02, Karanganyar, Kebumen, jawa Tengah.
Wow…dapat di pastikan bakalan seru dan pecinta dunia pakeliran sangat antusias sekali ingin hadir untuk menyaksikan secara langsung pagelaran kali ini. Apalagi mengingat lakon atau cerita wayang kulit yang akan di oleh dalang duta budaya Eropa, Jepang dan Amerika ini sangat menarik dan banyak penggemar yang menantinya.
“Dalam lakon atau kisah wayang Poncosonyo Wrekasaning Bumi ini memiliki sebuah kandungan pelajaran yang sangat luhur untuk kita semua sebagai manusia. Dalam lakon ini nantinya akan dikisahkan bahwa sebuah ilmu harus dan wajib untuk dipergunakan serta dipertanggung jawabkan kegunaaannya. Sebab akan menjadi malapetaka andai jatuh ketangan orang yang salah,” tutur dalang peraih penghargaan prestisius Datuk Manggala Budaya Sastra Diraja ini serius.
Sekilas Lakon: Poncosonyo Wrekasaning Bumi
Dalam lakon ini, berawal sebelum masa Ramayana, kala itu sebuah pohon bernama Kastubo, terpental dari surga. Lantaran merasa tidak mendapatkan keadilan pohon tersebut menuntut kepada para dewa di Khayangan untuk dikembalikan lagi keberadaannya di surga. Akan tetapi para dewa tidak menerimanya, dirinya tidak diizinkan lagi untuk hidup dan tinggal di surga seperti dulu lagi.
Mengalami hal tersebut, akhirnya pohon Kastubo memutuskan untuk melakukan puasa tidak minum air, kendati ada aliran air di depannya. Karena saking lamanya tidak tersentuh air akibatnya pohon Kastubo menjadi layu dan kering.
Suatu saat, tanpa disadari Bathara Guru melewati di atas pohon Kastubo dengan membawa sebuah pusaka ampuh bernama, Kembang Wijaya Kusuma , berkat pusaka ampuh tersebut, mendadak yang awalnya layu dan kering tiba-tiba pohon Kastuba berubah wujud menjadi raksasa bernama Prabu Getah Banjaran dan Banjaran Pati.
Nah…lantaran masih dendam karena permohonannya untuk tinggal di surga di tolak, akibatnya Prabu Banjaran dan Banjaran Pati menyerang khayangan dan terjadilah pertempuran yang hebat dengan para dewa. Karena kedua raksasa tersebut tidak bisa dikalahkan, akhirnya para dewa minta tolong kepada Resi Subali yang berwujug monyet yang tinggal di hutan Wonopringgo, gunung Linawat.
Berkat kesaktian sang monyet suci, yakni Resi Subali, akhirnya kedua raksasa Prabu Banjaran dan Banjaran Pati akhirnya bisa ditaklukkan. Akibat kekalahannya, akhirnya kedua raksasa tersebut sukmanya masuk ke dalam diri Resi Subali dan berubah wujud menjadi sebuah pusaka yang sangat sakti, bernama “Poncosonyo Wrekasaning Bumi”. Yang memiliki kandungan kekuatan dari unsur Bumi, api, air, atmofer dan angin. Setelah memiliki keaktian yang luar biasa tersebut, akhirnya Resi Subali kembali ke tempat pertapaannya di hutan Wonopringgo, gunung Linawat.
Nah…khabar akan kesaktian Resi Subali segera tersebar, dan tak terkecuali terdengar sampai di telinga Dasamuko atau rahwana yang berasal dari negeri Amaramurka di zaman Ramayana. Dengan tekadnya mencari keberadaan Resi Subali dan tujuannnya adalah ingin menantang untuk bertarung adu kesaktian. Dasamuko atau Rahwana sangat berharap anda dapat mengalahkan Resi Subali, nantinya akan segera mendapatkan sebuah ajian sakti mandraguna Poncosonyo Wrekasaning Bumi.
Setelah bertemu dengan Resi Subali dan akhirnya terjadilah pertempuran, ujungnya, dasamuka atau Rahwana dapat dikalahkan hanya dengan pukulan tangan Resi Subali. Akibat kekalahannya tersebut, akhirnya Dasamuka minta izin untuk berguru kepada kera sakti atau Resi Subali di Gunung Linawat.
Selama menjadi murid Resi Subali, nanpak Dasamuko sangat dengan hubungannya dengan gurunya, lantaran sudah terlalu dekat di hati, ujungnya Dasamuka meminta ajian pusaka Poncosonyo Wrekasaning Bumi kepada Resi Subali. Dengan persyaratan yang harus di tempuh dengan sangat berat, akhirnya Resi Subali memberikan ajian sakti tersebut kepada Dasamuka.
Kendati Dasamuka sudah memiliki sebuah kesaktian yang luar biasa, salah satunya adalah kekuatan pusaka Poncosonyo Wrekasaning Bumi, tetapii….karena ia tidak dapat mempergunakannnya dengan cara yang bijak, akhirnya Dasamuka selalu mendapatkan nasib yang kurang baik. Ujungnya ia justru berhasil dibunuh oleh seorang satria titisan Wisnu, yakni Rama. Sementara roh Dasamuko bersemayam di Gunung Ngrungrungan.
Bahkan kisah atau lakon ini juga sampai merambah ke zaman Mahabharata, salah satunya terjadi pada keluarga Prabu Kresna di negeri Ndorowati. Wahh…wahh…kisah ini sangat menarik untuk kita simak dan saksikan bersama sampai tancap kayon… Ayoo…para pecinta seni budaya wayang kulit kita hadiri pagelaran seni budaya wayang kulit yang di mandegani oleh dalang sejuta prestasi ini. Sementara yang belum sempat hadir di lokasi, tidak perlu khawatir….sebab pagelaran seni budaya wayang kulit spektakuler ini juga akan di siarkan langsung via channel Youtube Andika Multimedia New & Gatot Jatayu New. Selamat menyaksikan….