Dalang Nasional segudang prestasi K.R.T.Ki.H Gunarto Gunotalijendro SH.MM memenuhi panggilan Pemerintah Provinsi Bali untuk menggelar seni budaya asli Indonesia yakni, wayang kulit dengan lakon “Anoman Duta Negara”.
Pementasan kali ini diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bali Dinas Kebudayaan dalam rangka pelaksanaan pesta kesenian Bali XLIV. Pentas seni budaya adiluhung ini akan terselenggara pada hari Sabtu, 2 Juli 2022. Waw…wajib dan harus kita tunggu aksi dalang salto sewengi ping seked ini guys.
“Dengan adanya pagelaran seni budaya wayang kulit di pulau dewata kali ini, semoga wayang tetap digemari para anak anak muda hingga bisa sebagai tontonan, tuntunan dan tatanan,” kata Dalang bergelar Datuk Manggala Budaya Sastra Diraja ini bangga.
Sementara jadwal pementasan wayang kulit lakon Anoman Duta Negara yang mengambil cerita kisah Ramayana ini akan berlangsung pada pukul 19.00 sampai selesai dan pementasannya dilaksanakan di Gedung, Natya Mandala Institut Seni Indonesia, Jln. Nusa Indah, Denpasar Bali. Bagi masyarakat pecinta dan penggemar seni budaya wayang kulit juga bisa langsung menikmatinya melalui Channel Youtube Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu.
Anoman Duta Negara merupakan lakon di dunia pewayangan yang sudah sangat terkenal, dimana cerita tersebut mengambil dari versi Ramayana. Dalam lakon ini diceritakan tentang perjalanan Anoman yang sedang mengemban tugas negara sebagai utusan Prabu Rama untuk mencari titik terang keberadaan serta keadaan Dewi Shinta yang telah diculik oleh Prabu Dasamuka raja kerajaan Alengka.
Diceritakan, Anoman bergegas pergi menjalankan perintah Prabu Rama menuju ke kerajaan Alengka, dalam perjalanannya tersebut Anoman ditemani oleh punakawan, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Selain punakawan, Anoman juga dibantu oleh Batara Bayu, Wijayawreka, Liman Situbandha, Bayu Kusuma, Sarpa Nagakuwara dan Garuda Mahambira.
Di tengah perjalanannya menuju kerajaan Alengka, nampaknya Anoman terhalang oleh lautan yang sangat luas. Untungnya Anoman mendapat bantuan dari Gunung Maenaka, dia dilemparkan dari puncak gunung hinggga mencapai kerajaan Alengka.
Tiba di perbatasan Kerajaan Alengka nampaknya Anoman dan punakawan yang menyertainya sedang terlilit lapar. Kemudian mereka sepakat mencari makan untuk mengisi perutnya. Akhirnya Anoman dan punakawan berhasil mendapatkan makanan seperti yang mereka inginkan di salah satu warung di wilayah tersebut. Dengan dilayani oleh seorang perempuan yang cantik, mereka dengan lahat menyantap setiap makanan yang tersaji. Pelayan warung tersebut nampak kecantikannya hingga Anoman yang masih muda sempat kesengsem.
Setelah perut kenyang dan badan terasa segar kembali, mereka akhirnya sepakat untuk melanjutkan perjalanannya kembali. Belum lama mereka menempuh perjalanannya, tiba tiba mereka merasakan matanya tidak bisa untuk melihat alias buta. Nampaknya perempuan pelayan di warung tadi adalah penyebabnya, dia telah memberikan makanan yang dicampur racun kepada Anoman dan Punakawan. Perempuan cantik pelayan warung tersebut sebenarnya adalah Dewi Sayempraba yang tak lain adalah selir Prabu Dasamuka. Sengaja Prabu Dasamuka memasang jebakan untuk menghalangi perjalanan Anoman sebagai duta atau utusan Prabu Ramawijaya.
Kendati kondisi Anoman dan punakawan sedang mengalami kebutaan, tetapi mereka toh tetap melanjutkan perjalanannya kendati tertatih tatih. Di tengah perjalanannya Anoman dan punakawan bertemu dengan Garuda Sempati, kakak dari Garuda Jatayu yang gugur karena tertusuk pedang Menthawa saat akan menolong Dewi Shinta dari penculikan yang dilakukan oleh Prabu Dasamuka.Dengan teliti Garuda Sempati merawat Anoman dan para punakawan, dengan perawatan tersebut akhirnya, Anoman dan punakawan matanya kembali bisa untuk meliat alias sembuh dan akhirnya mereka melanjutkan kembali perjalanan menuju kerajaan Alengka.
Nampaknya, dalam perjalanannya Anoman banyak menghadapi rintangan, tanpa sadar jalan yang ia lewati adalah lidah Ditya Ilatmeja, Anoman masuk ke dalam perut Ditya Ilatmeja. Untungnya Anoman cepat sadar dan dengan cekatan ia merobek robek perut Ditya Ilatmeja dengan “Kuku Waja”, atau yang disebut “Kuku Pancanaka”. Setelah Ditya Ilatmeja terbunuh, akhirnya Anoman dan punakawan kembali melanjutkan perjalanannya.
Anoman akhirnya tiba di kerajaan Alengka dan ia segera menuju taman Asoka untuk mencari Dewi Shinta. Anoman masuk ke taman Asoka dan bersembunyi di balik pohon Nagasari sambil matanya mengawasi situasi dan kondisi taman keputren Alengka tersebut. Di tempat persembunyiannya Anoman sempat bernyanyi hingga suara nyanyiannya terdengar ke telinga Dewi Trijatha {putri dari Wibisana yang sedang tugas melayani Dewi Shinta} mendengarnya. Dewi Trijatha diam diam mendekati asal suara nyanyian tersebut, yang tak lain adalah suara Anoman. Melihat Anoman Dewi Trijatha sempat terpesona, menyaksikan seekor kera putih bersih yang memiliki suara merdu.
Ujungnya, Anoman diantar oleh Dewi Trijatha untuk menjumpai Dewi Shinta di taman Asoka. Dalam pertemuannya Anoman meyerahkan cincin dari Prabu Rama kepada Dewi Shinta, apabila cincin tersebut pas di jari Dewi Shinta pertanda kalau Dewi Shinta masih suci. Ternyata cincin tersebut pas di jari Dewi Shinta dan berarti Dewi Shinta masih suci. Tak lama kemudian Dewi Shinta juga memberikan sebuah tusuk konde kepada Anoman agar diserahkan kepada suaminya, yakni Prabu Rama sebagai tanda bahwa Dewi Shinta masih mengharapkan kedatangan Prabu Ramawijaya.
Pada saat Anoman menceritakan tentang keadaan Prabu Rama dan adiknya Laksmana kepada Dewi Shinta, tiba-tiba pasukan prajurit kerajaan Alengka memergokinya dan terjadilah perang tanding antara Anoman dan prajurit Alengka. Akhirnya Anoman dapat ditangkap oleh putra Prabu Dasamuka, yakni Indrajid atau Megananda. Kemudian Anoman di bawa di hadapan Prabu Dasamuka. Hasil rembug, akhirnya vonis Anoman dihukum mati dengan cara dibakar {di obong}. Dalam kobaran api di tubuhnya, Anoman sempat mengamuk dan menendang nendang kobaran api ke segala penjuru arah, dampaknya api membakar kerajaan Alengka dan pasukannya. Akhirnya Anoman bisa selamat dan kembali menuju ke Pancawati untuk menghadap Prabu Rama dan melaporkan hasil pertemuannya dengan Dewi Shinta.
Di tengah perjalanan Anoman menemukan seseorang yang sedang pingsan di jalan. Setelah ditolong rupanya orang tersebut adalah Wibisana, yang tak lain adalah adik Prabu Rahwana yang telah diusir karena menentang kebijakan kakaknya telah menculik Dewi Shinta.
Anoman dan Wibisana akhirnya bersama sama menghadap Prabu Rama di negeri Pancawati. Hasil pertemuan, Anomaan menyampaikan kalau Dewi Shinta hanya mau dijemput oleh Prabu Rama. Sementara Wibisana memutuskan untuk bergabung dengan pasukan kerajaan Pancawati, dan Wibisana diangkat oleh Prabu Rama untuk menjadi penasehat perang pasukan Pancawati.
Wow….tentunya pagelaran wayang kali ini pasti seru, apalagi yang mbabar lakon “Anoman Duta Negara” adalah seorang dalang Nasional yang memiliki segudang prestasi. Sungguh luar biasa… Yukk…kita tunggu tanggal mainnya, aksi dan kiprah Sang dalang dari awal sampai tancap kayon.